Senin, 11 Desember 2017

PERAN AKHLAK DALAM KEGIATAN POLITIK



Nama  : PHILIA DEWINTA BALGIS PAMUJIANTORO
Prodi   : Perbankan Syari'ah
Kelas   : B

PERAN AKHLAK DALAM KEGIATAN POLITIK

 Praktek pancasila pada akhir – akhir ini memang cukup sulit ditemukan di sekitar masyarakat. Apalagi di dalam kaum elit politik bangsa Indonesia yang dibanggakan ini. Pancasila mencakup segala  aspek mulai dari kehidupan berpolitik, ekonomi,sampai dengan hukum serta hankam yang juga termasuk dalam unsur – unsur di dalam Pancasila. Walaupun Pancasila adalah dasar Negara, namun secara individu hal itu belum terbukti. Masih banyak penyimpangan dari segi politik yang melenceng dari nilai – nilai Pancasila, dari pengambilan keputusan yang sering tidak berpihak pada masyarakat yang tidak mempunyai kekuasaan apa – apa di negeri tercinta ini. Dimana peran pancasila kedua yang berbunyi “ Kemanusiaan yang adil dan beradab”?. Sedangkan yang merasa adil hanya mereka kaum yang berada di atas atau kaum elit, sedangkan di bawah tidak memiliki keadilan di mata politik saat ini, jangankan keadilan dilirikpun mungkin sangat sulit bagi mereka yang tidak memiliki apa – apa.
Menurut saya, hubungan akhlak dan politik sangat terkait.  Salah satunya untuk pelaku politik, tentu saja kita mengharapkan pelaku politik yang ada di Indonesia adalah pelaku yang mempunyai akhlak yang baik, selalu bertaqwa kepada Allah SWT., dan dapat menanggung jawabkan semua yang dilakukan di hadapan masyarakat atau Allah nantinya.
Tetapi kegiatan politik di Indonesia saat ini sedang mengalami kekacauan dari pimpinan – pimpinan yang bukannya menguntungkan, dan dapat mengerjakan amanah masyarakat, justru merugikan bukan hanya segelintir masyarakat tetapi seluruh bangsa Indonesia mengalami kerugian. Masyarakat telah dibohongi, mengurangi kepercayaan kepada calon pemimpin yang selalu  bertaqwa kepada Allah SWT., Satu – satunya cara agar kegiatan politik di Indonesia kembali mendapat kepercayaan dari bangsa Indonesia adalah dengan cara memilih atau mengangkat para politikus yang bermoral sebagai pengambil keputusan dalam pemerintahan
Bayangkan, jika di Indonesia semua politikus di Indonesia mempunyai akhlak yang baik, pastinya masyarakat yang berada di bawah merasa hidup mereka juga di perjuangkan. Bukan hanya masyarakat elit saja yang dapat merasakan hidup nyaman di Indonesia, bahkan masyarakat kalangan menengah sampai kebawahpun akan merasa di hargai dan merasakan hidup yang layak sehingga tidak ada satupun orang dari bangsa Indonesia yang menjadi TKI Dan TKW di negeri tetangga yang resiko keselamatan nyawanya mungkin terancam karena adanya kekerasaan terhadap TKI ataupun TKW. Tidak sedikit kasus yang kita dengar bahwa TKI dan TKW yang bekerja di luar negeri dengan berbagai kasus seperti ,perkosaan yang di lakukan oleh majikan, majikan yang arogan, upah yang minim,dsb.  Apa yang menyebabkan mereka mau menjalani kegiatan seperti itu jika bukan karna keminiman lowongan kerja yang di sediakan pemerintah unntuk orang – orang yang mungkin sebagian dari TKI atau TKW itu mempunyai pendidikan yang rendah? Kembali lagi kita semua sebagai bangsa Indonesia  mengharapkan agar mendapat politikus – politkus yang  dapat memperjuangkan kaum miskin, adil, bertaqwa, dan jujur.
Saya sebagai mahasiswa, prihatin terhadap sistem politik di Indonesia saat ini, dari Ketua dewan yang hanya bias bersandiwara dan terus menyiapkan sandiwara berikutnya untuk menghindari hukum yang ada, keadilan masyarakat miskin yang sudah mulai hilang,dan keburukan – keburukan yang lain. Mungkin sudah sepatutnya pemerintah mengubah kebiasaan buruk para politikus ini. Dan juga banyak mereka yang ingin menjadi politikus yang memiliki akhlak yang baik tetapi tidak seberuntung para politikus saat ini.
            Jadi intinya adalah, akhlak sangat di perlukan di dalam kegiatan politik bukan hanya politik semua kegiatan yang dilakukan harus beralas akhlak yang mulia agar bisa di pertanggung jawabkan kinerjanya di dunia maupun di akhirat nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar