Nama :
Qoyyimah
Prodi :
Perbankan Syariah
Kelas : B
Pendekatan Melalui Al-Qur’an
Tasawuf adalah ilmu agama yang
mempelajari tentang cara untuk menyucikan jiwa yang bertujuan mengenal Allah SWT
secara mendalam dan bersifat spiritual maupun rohaniah untuk mencapai hakikat
yang paling tinggi. Tasawuf adalah ilmu yang membersihkan hati, jiwa, dengan
tujuan dapat berhubungan langsung dengan Allah SWT. Salah satu pendekatannya
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab
suci agama islam yang menjadi pedoman umat muslim dan diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril secara berangsur-ansur dan
merupakan mukjizat yang diturunkan Allah SWT. Didalam Al-Qur’an dijelaskan
berbagai macam ilmu yang salah satunya terdapat ilmu tasawuf dimana ilmu
tersebut mengajarkan umat muslim untuk lebih dekat kepada Allah SAW.
Didalam kehidupan, semua umat muslim
memiliki sebuah pedoman hidup (Al-Qur’an), begitupun dengan penganut ilmu
tasawuf dan para sufi yang sama-sama memiliki pedoman untuk mempererat
pengetahuannya tentang tasawuf berlandasan dengan Al-Qur’an, sehingga dengan
Al-Qur’an ilmu tasawuf dapat dipastikan kebenarannya. Ilmu tasawuf dan
Al-Qur’an sangat bekaitan erat karena Al-Qur’an merupakan induk dari semua ilmu
pengetahuan. Seorang sufi pun membutuhkan Al-Qur’an sebagai sarana untuk
beribadah kepada Allah SWT yang mana merupakan pendekatan batin dengan konsep
spiritual untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, sehingga membuat hati seorang
sufi lebih tenang dan bersih dengan tujuan meningkatkan keimanan yang lebih
tinggi.
Ilmu tasawuf merupakan pendekatan secara
keseluruhan kepada Allah SWT, seakan-akan apa yang kita lakukan selalu dilihat
oleh Allah SWT dan jika kita tidak dapat melihatnya maka yakinkanlah bahwa
Allah SWT melihat kita. Dengan perumpamaan tersebut dapat dikatakan bahwa Ilmu
tasawuf merupakan bagian dari ihsan yang mana berkaitan juga dengan Al-Qur’an. Dan
keterkaitan ihsan dengan Al-Qur’an di dalamnya menjelaskan tentang
kehati-hatian umat muslim dalam melakukan sesuatu yang dapat membuat hatinya menjadi kotor
sehingga tidak bisa mencapai tingkat keimanan yang lebih tinggi lagi. Maka dari
itu, seorang penganut tasawuf harus lebih memahami kandungan dan isi dalam
al-qur’an yang bertujuan untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang buruk,
apabila sudah terhindar dari perbuatan yang buruk dan hatinya sudah suci dari
ibadah dengan Al-Qur’an maka kemungkinan besar jalan menuju tingkat yang lebih
tinggi akan tercapai.
Seorang penganut tasawuf melakukan
pendekatannya dengan cara berkomunikasi melalui Al-Qur’an. Memahami masa lalu,
masa kini, dan juga masa yang akan datang dengan pemahaman yang ada didalam
Al-Qur’an sehingga dari pemahaman itu para penganut tasawuf memiliki cara
khusus untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT melalui ibadah dengan
Al-Qu’an supaya dapat menyatukan jiwanya hanya untuk kehidupan di akhirat.
Seperti halnya masa yang akan datang adalah hari kiamat, dimana penganut
tasawuf kebanyakan mempesiapkan dirinya untuk kehidupan di akhirat dengan
mementingkan kehidupan akhirat dari psada kehidupan duniawi. Namun di era modern saat ini, Al-Qur’an tetap menjadi sebuah pedoman dari semua umat muslim. Akan tetapi kemenurunannya menambah, ada sebagian umat muslim yang tidak lagi menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup karena kebanyakan dari mereka lebih mementikan kehidupan duniawi dari pada kehidupan diakhirat. Seperti halnya, orang yang menyimpang dari ajaran-ajaran agama, menjauhi perintah Allah SWT dan mendekati larangan Allah SWT, sehingga membuat iman seseorang menjadi goyah dan tidak kuat akan godaan-godaan setan. Akan tetapi, seseorang yang memiliki keimanan yang kuat akan tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan apa yang akan dilakukannya selalu berdasarkan pada Al-Qur’an karena menurutnya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang sudah dijelaskan didalam Al-Qur’an. Dan bagi sebagian umat muslim yang tidak lagi menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup mereka menunjukkan bahwa dirinya merupakan sebagian dari orang-orang yang memiliki tingkat ketinggian keimanan yang berbeda dibandingkan dengan orang yang menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar