Minggu, 10 Desember 2017

Pendekatan Melalui Al-Qur’an



Nama  : Qoyyimah
Prodi   : Perbankan Syariah
Kelas  : B
Pendekatan Melalui Al-Qur’an

Tasawuf adalah ilmu agama yang mempelajari tentang cara untuk menyucikan jiwa yang bertujuan mengenal Allah SWT secara mendalam dan bersifat spiritual maupun rohaniah untuk mencapai hakikat yang paling tinggi. Tasawuf adalah ilmu yang membersihkan hati, jiwa, dengan tujuan dapat berhubungan langsung dengan Allah SWT. Salah satu pendekatannya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci agama islam yang menjadi pedoman umat muslim dan diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril secara berangsur-ansur dan merupakan mukjizat yang diturunkan Allah SWT. Didalam Al-Qur’an dijelaskan berbagai macam ilmu yang salah satunya terdapat ilmu tasawuf dimana ilmu tersebut mengajarkan umat muslim untuk lebih dekat kepada Allah SAW.
            Didalam kehidupan, semua umat muslim memiliki sebuah pedoman hidup (Al-Qur’an), begitupun dengan penganut ilmu tasawuf dan para sufi yang sama-sama memiliki pedoman untuk mempererat pengetahuannya tentang tasawuf berlandasan dengan Al-Qur’an, sehingga dengan Al-Qur’an ilmu tasawuf dapat dipastikan kebenarannya. Ilmu tasawuf dan Al-Qur’an sangat bekaitan erat karena Al-Qur’an merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan. Seorang sufi pun membutuhkan Al-Qur’an sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah SWT yang mana merupakan pendekatan batin dengan konsep spiritual untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, sehingga membuat hati seorang sufi lebih tenang dan bersih dengan tujuan meningkatkan keimanan yang lebih tinggi.
            Ilmu tasawuf merupakan pendekatan secara keseluruhan kepada Allah SWT, seakan-akan apa yang kita lakukan selalu dilihat oleh Allah SWT dan jika kita tidak dapat melihatnya maka yakinkanlah bahwa Allah SWT melihat kita. Dengan perumpamaan tersebut dapat dikatakan bahwa Ilmu tasawuf merupakan bagian dari ihsan yang mana berkaitan juga dengan Al-Qur’an. Dan keterkaitan ihsan dengan Al-Qur’an di dalamnya menjelaskan tentang kehati-hatian umat muslim dalam melakukan sesuatu  yang dapat membuat hatinya menjadi kotor sehingga tidak bisa mencapai tingkat keimanan yang lebih tinggi lagi. Maka dari itu, seorang penganut tasawuf harus lebih memahami kandungan dan isi dalam al-qur’an yang bertujuan untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang buruk, apabila sudah terhindar dari perbuatan yang buruk dan hatinya sudah suci dari ibadah dengan Al-Qur’an maka kemungkinan besar jalan menuju tingkat yang lebih tinggi akan tercapai.
            Seorang penganut tasawuf melakukan pendekatannya dengan cara berkomunikasi melalui Al-Qur’an. Memahami masa lalu, masa kini, dan juga masa yang akan datang dengan pemahaman yang ada didalam Al-Qur’an sehingga dari pemahaman itu para penganut tasawuf memiliki cara khusus untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT melalui ibadah dengan Al-Qu’an supaya dapat menyatukan jiwanya hanya untuk kehidupan di akhirat. Seperti halnya masa yang akan datang adalah hari kiamat, dimana penganut tasawuf kebanyakan mempesiapkan dirinya untuk kehidupan di akhirat dengan mementingkan kehidupan akhirat dari psada kehidupan duniawi. 

            Namun di era modern saat ini, Al-Qur’an tetap menjadi sebuah pedoman dari semua umat muslim. Akan tetapi kemenurunannya menambah, ada sebagian umat muslim yang tidak lagi menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup karena kebanyakan dari mereka lebih mementikan kehidupan duniawi dari pada kehidupan diakhirat. Seperti halnya, orang yang menyimpang dari ajaran-ajaran agama, menjauhi perintah Allah SWT dan mendekati larangan Allah SWT, sehingga membuat iman seseorang menjadi goyah dan tidak kuat akan godaan-godaan setan. Akan tetapi, seseorang yang memiliki keimanan yang kuat akan tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan apa yang akan dilakukannya selalu berdasarkan pada Al-Qur’an karena menurutnya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang sudah dijelaskan didalam Al-Qur’an. Dan bagi sebagian umat muslim yang tidak lagi menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup mereka menunjukkan bahwa dirinya merupakan sebagian dari orang-orang yang memiliki tingkat ketinggian keimanan yang berbeda dibandingkan dengan orang yang menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar