Rabu, 20 Desember 2017

MINIMNYA AKHLAK DI KALANGAN KORUPTOR



Nama               : Santi Wulandari
Prodi                : PBS
Kelas               : B
MINIMNYA AKHLAK DI KALANGAN KORUPTOR
            Akhlak adalah tingkah laku seseorang yang mencerminkan sikap dan perilakunya. Akhlak ada 2 yaitu akhlak baik dan akhlak buruk. Di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kata “koruptor”. Koruptor disini adalah orang yang mengambil uang yang bukan hak dan miliknya, baik dalam jumlah besar ataupun kecil. Banyak rakyat kecil sengsara akibat ulah para koruptor karena para koruptor telah memakan hak dari rakyat miskin. Bukan hanya rakyat miskin yang menderita, pemerintah juga rugi akibat tindakan para koruptor yang mementingkan diri sendiri. Bahkan perekonomian di Indonesia menurun akibat ulah para koruptor.
Korupsi sudah sangat lumrahdi Indonesia. Awal mula korupsi terjadi pada zaman Soeharto hingga saat ini dan semakin parah. Bahkan para koruptor seakan-akan tidak  melakukan hal buruk itu, mereka bisa tersenyum bahkan tertawa disaat dirinya di tangkap KPK, bukan yang seharusnya tertunduk karena sebuah kesalahan. Mereka kurang kesadaran diri akan  tindakan yang dilakukannya. Salah satu contoh kasus korupsi seperti Bupati Pamekasan, Ach Syafi’i. Bapak Bupati ini terkenal dari golongan Kyai atau orang yang mengerti agama justru malah melakukan korupsi dana desa dengan jumlah sekitar 250 juta.
Ada juga menteri agama yang melakukan korupsi, sampai saat ini sudah ada 2 orang menteri agama yang terjerat kasus korupsi. Seperti, Suryadharma Ali dan Said Agil Husin Al Munawar. Mereka terjerat kasus korupsi dalam hal dana haji. Menteri agama yang harusnya jadi panutan masyarakat malah melakukan hal buruk ini.
Para koruptor bukanlah orang yang minim akan pendidikan sehingga tidak mengetahui akan hal baik dan buruk. Justru para korutor adalah orang yang berpendidikan tinggi. Mereka tidak puas terhadap apa yang dimilikinya. Ketidakpuasan atau kurangnya rasa syukur itu lah yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan atau akhlak yang buruk.
Ada beberapa faktor seseorang melakukan korupsi, seperti kurangnya keimanan serta rasa syukur dan cinta kepada Allah SWT, kurang tegasnya hukuman bagi para koruptor di Indonesia sehingga memicu seseorang untuk melakukan korupsi dengan jumlah besar. Merekaberanggapan bahwa hukumannya cuma sebentar dan tidak sebanding dengan hasil korupsinya yang kemudian akan mereka nikmati setelah bebas dari hukuman.Sedangkan para koruptor di negara-negara lain seperti Jepang, China, Vietnam, Singapura, Amerika Serikat, Arab Saudi, korea Selatan dan lainnya akan mendapat hukuman mati, hukum gantung, dikucilkan dan hukuman berat lainnya.
Ada banyak cara untuk menghindari korupsi ini, salah satunya dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Dari diri sendiri, kita harus menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SWT dan menyadari apa yang kita lakukan dan kerjakan akan senantiasa disaksikan olehNya. Dengan adanya rasa cinta kepada Allah SWT, maka kita akan takut untuk melakukan hal-hal yang dilarang olehNya. Sebagai umat Islam kita harus mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dan hanya berserah diri hanya kepadaNya. Allah SWT bukanlah suatu zat yang harus di takuti, tapi sebaliknya sebagai zat yang harus dicintai dan didekati. Untuk dapat mencintai dan dekat dengan Allah SWT, maka kita harus banyak melakukan peribadatan dan meninggalkan kesenangnan duniawi. Dari keluarga, kita harus memberikan dukungan kepada seluruh keluarga kita termasuk ayah atau anggota keluarga yang bekerja bahwasannya dunia ini hanya bersifat fana’ dan kita harus lebih mendekatkan diri kita kepada sang pencipta dan tidak melakukan hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar