Nama :
Robiatul Adawiyah
Prodi :
Perbankan Syari’ah
Kelas :B
Keterkaitan Dua
Ilmu Sang Sufi
Tasawuf
adalah ilmu yang mempelajari tentang pendekatan mendalam kepada Allah SWT,
hingga mencapai pada tingkatan yang paling tinggi (Wahdad Al-wujud) dan berpedoman bahwa shalat, ibadah, hidup, dan
matinya seseorang hanya untuk Allah SWT, bukan untuk dirinya sendiri. Mereka menghiasi
dirinya dengan ilmu-ilmu agama, selalu berdzikir kepada Allah SWT, dan selalu menyibukkan
diri dengan beribadah dan tidak pernah tertarik terhadap hal-hal duniawi. Sedangkan
ilmu tauhid adalah ilmu yang mempelajari tentang keesaan Allah SWT, mengenal Allah
SWT, meyakini, mengimani, mengamalkan rukun-rukun iman, dan ilmu tauhid juga merupakan
ilmu pertama dalam islam.
Sufi
adalah nama julukan pada seseorang yang berada pada tingkatan yang paling
tinggi, oleh karena itu sufi perlu mempelajari ilmu tasawuf, sehingga tingkatan
seorang sufi akan sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Para sufi tidak hanya
membutuhkan ilmu tasawuf saja tapi juga membutuhkan ilmu tauhid untuk menambah pendekatannya
pada Allah SWT. Sufi melakukan pendekatan kepada Allah SWT dengan cara berbeda dari
orang biasa,para sufi melakukan dengan keikhlasan yang mendasar, niat, dan tujuan
berserah diri kepada-Nya. Ilmu tasawuf dan ilmu tauhid dapat dijadikan pelajaran
menuju pada tingkatan yang paling tinggi yaitu Wahdad Al-wujud karena sama-sama mempelajari tentang Allah SWT, dan
berkaitan satu sama lainnya.
Ilmu
tasawuf jaga membutuhkan agama yang dapat menjadi penentu seseorang, sunah yang
menjadi pedoman, dan sebuah pemikiran yang mendalam sehingga mampu berfikir secara
baik. Dalam ilmu tasawuf dijelaskan bahwa pendekatan kepada Allah SWT membutuhkan
usaha dan latihan-latihan yang khusus. Sedangkan didalam ilmu tauhid terdapat sumber
yang juga berkaitan dengan pendekatan secara mendalam, yaitu bersumber dari
Al-Qur’an yang merupakan kalamullah,
As-Sunnah, fikrah salimah (pemikiran) dan fitrah
salimah (insting sehat dan kuat) yang juga dapat dijadikan dasar dalam pendekatan
terhadap Allah SWT. Dan Ilmu tasawuf adalah salah satu cara kita membersihkan hati,
menyucikan jiwa pada sang pencipta, didalam hati adalah tempat berkembangnya iman
seseorang. Mempelajari keimanan membutuhkan ilmu dasar yaitu ilmu tauhid atau ilmu
kalam, apabila hati seseorang bersih maka iman yang tumbuh dihati akan baik.
Hubungan
ilmu tasawuf dengan ilmu tauhid ialah ilmu tasawuf merupakan ilmu rohaniyah
yang menjadi penyempurnaan dari ilmu tauhid, dan memaparkan ilmu tauhid dengan batin
(dalam diri), sehingga apabila ada akidah yang bertentangan maka akan menimbulkan
kepercayaan baru dan bertentangan dengan Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Oleh karena
itu perlu berhati-hati memahami pemahaman ilmu tauhid, supaya menjauhkan dari akidah
yang dapat menjadi pertentangan dan penghambat sang sufi mencapai pada
tingkatan tertinggi.
Penghambatan seorang sufi mencapai pada tingkat yang tertinggi diakibatkan karena kesalahan akidah
yang dibacanya. Mereka kurang hati-hati terhadap ajaran-ajaran yang didapatkan. Seseorang yang hanya sendiri tanpa seorang guru maka iman
seseorang sangat sulit menjadi kuat, artinya seorang sufi harus memiliki seorang
teman atau seorang penasehat untuk memperkuatkan batinnya agar terhindar dari akidah-akidah
yang menyeleweng. Apabila akidah, iman sudah kuat dan hati pun sudah bersih maka
seorang sufi akan selalu melakukan hal-hal yang berbau keimanan atau semua hal
yang dilakukan itu karena Allah SWT bukan semata-mata karena ingin pujian dari
orang lain. Apabila seseorang ingin menjadi tingkatan paling sufi hanya ingin dipuji
orang lain maka tingkatan itu tidak akan terjadi, karena gelar sufi itu bukan diberikan oleh manusia
melainkan diberikan oleh Allah SWT dan tidak ada satu pun seseorang yang bisa menebak siapa yang menjadi sufi di
duniaini. Pendalaman ilmu tauhid dapat menghindari dari akidah-akidah yang
menyimpang. Didalam ilmu tauhid sudah dapat dipelajari tentang keesaan Allah, percaya
kepada malaikat Allah, percaya kepada kitab Allah, percaya kepada utusan Allah,
percaya kepada hari akhir, dan percaya kepada qadhâ’ dan qadâr Allah (rukun iman)
itu semua dapat memperkuat keimanan jika seseoarang sufi sangat memahami dan mempercayai
tentang pelajaran dalam ilmu-ilmu tauhid yang terdapat didalamnya. Tingkatan tersebut
akan diberikan oleh Allah SWT pada orang-orang yang sungguh-sungguh melakukan segala
sesuatu karena Allah SWT dan memang ingin mendekatkan diri kepada Allah secara rohaniyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar