Rabu, 20 Desember 2017

Menggapai Kebahagiaan Melalui Tasawuf



Nama   : Atiqah Rahmaniyah
Prodi    : Perbankan Syari’ah
Kelas   : B
Menggapai Kebahagiaan Melalui Tasawuf
Kebahagiaan adalah harapan dan tujuan setiap orang. Banyak orang mengira bahwa kebahagiaan akan didapat jika mempunyai materi. Contohnya seperti mampu membeli rumah besar, mempunyai mobil bagus, memakai baju bermerek, liburan bolak balik ke luar negeri. Tapi mengapa ada saja orang kaya yang tidak bahagia, entah itu karena mederita penyakit bertahun-tahun, serakah akan hartanya dan masih banyak lagi lainnya. Dan tidak semua orang miskin hidupnya selaalu menderita. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Insyiroh ayat pertama. [Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)]. Karena sebenarnya kebahagiaan itu terletak pada hati. Hati yang bersih dan kedekatannya dengan Allah SWT.
Pada dasarnya ajaran tasawuf lebih menekankan pada aspek batin bukan lahir. Mengenai hidup bahagia dari segi agama khususnya Tasawuf diperoleh jika kita senantiasa mendekatkan diri kepada sang pemberi kebahagiaan itu sendiri. Dengan cara tunduk dan menta’ati kewajiban sebagai orang Islam dan menjauhi apa saja yang dilarang-Nya. Penerapan tasawuf dalam kehidupan sangat penting karena sangat berpengaruh bagi manusia. Semua aliran Tasawuf itu hakekatnya adalah sama, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara mencintai Allah SWT melalui pendekatan yang berbeda-beda.
Rahasia kebahagiaan seorang sufi adalah beriman dan lebih memilih mengelola “perasaan” dari pada harta benda. Maksudnya seorang sufi lebih mengutamakan untuk menjaga, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas iman dan ketakwaannya kepada Allah SWT daripada mengurusi urusan duniawi. Bukan berarti ia tidak butuh dengan harta dunia hanya saja tujuannya adalah hari akhir. Maka dari itu seorang sufi tidak akan takut kehilangan kebaikan di dunia. Seorang sufi menyerahkan semua kepada Allah, dengan bersyukur dan ridho atas kehendak Allah.
Menurut Al-Ghazali, cinta kepada Allah merupakan benih kebahagiaan, dan kebahagiaan adalah tujuan akhir jalan para sufi sebagai buah pengenalan terhadap Allah SWT.  Menurut Jalaluddin Rumi, kebahagiaan tertinggi dalam perjalanan hidup adalah terletak pada pengetahuan sejati tentang Allah SWT (Ma’rifatullah).
Metode pendekatan yang ditempuh oleh seorang sufi nampaknya berat diamalkan  bagi kita yang belum memahami Tasawuf secara keseluruhan. Kalaupun nampaknya rumit mungkin disebabkan kejernihan berpikir dan keterbukaan jiwa kita masih belum mampu menerimanya.
Berikut ialah kiat-kiat yang dapat kita lakukan dalam menggapai suatu kebahagiaan dalam perspektif Tasawuf:
1.      Tidak menjadikan tolak ukur kebahagiaan pada sesuatu yang bersifat kebendaan atau materi karena bisa saja benda atau materi suatu hati nanti akan berubah atau hilang.
2.      Ridho dan ikhlas terhadap kenyataan yang ada atau yang terjadi. Maksudnya jika seseorang ingin bahagia hendaknya dia harus realistis atau menerima kenyataan.
3.      Tidak resah atau gelisah dan selalu tenang menyikapi kenyataan. Kurang bersyukur merupakan faktor seseorang itu akan gundah. Semua yang kita punya sejatinya milik Allah semata dan akan kembali kepada-Nya. Perlu diingat bahwa tugas kita sebagai manusia adalah menyempurnakan niat dan berusaha selebihnya kita pasrahkan kepada Allah SWT.
4.      Zuhud, ialah meninggalkan sesutau yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar