Nama : Atiqah
Rahmaniyah
Prodi : Perbankan
Syari’ah
Kelas : B
Menggapai Kebahagiaan Melalui Tasawuf
Kebahagiaan adalah
harapan dan tujuan setiap orang. Banyak orang mengira bahwa kebahagiaan
akan didapat jika mempunyai materi. Contohnya seperti mampu membeli rumah
besar, mempunyai mobil bagus, memakai baju bermerek, liburan
bolak
balik ke luar negeri. Tapi mengapa
ada saja orang kaya yang tidak bahagia, entah itu karena mederita penyakit bertahun-tahun,
serakah akan hartanya dan masih banyak
lagi lainnya. Dan tidak semua orang miskin hidupnya selaalu menderita. Allah SWT berfirman dalam
surah Al-Insyiroh ayat pertama. [Bukankah kami telah melapangkan dadamu
(Muhammad)]. Karena sebenarnya kebahagiaan itu terletak pada hati. Hati yang bersih dan kedekatannya dengan Allah SWT.
Pada dasarnya
ajaran tasawuf lebih menekankan pada aspek batin bukan lahir. Mengenai hidup
bahagia dari segi agama khususnya Tasawuf diperoleh jika kita senantiasa
mendekatkan diri kepada sang pemberi kebahagiaan itu sendiri. Dengan cara tunduk
dan menta’ati kewajiban sebagai orang Islam dan menjauhi apa saja yang
dilarang-Nya. Penerapan tasawuf dalam kehidupan sangat penting karena sangat
berpengaruh bagi manusia. Semua aliran Tasawuf itu hakekatnya
adalah sama, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang cara mencintai Allah SWT melalui pendekatan yang
berbeda-beda.
Rahasia kebahagiaan seorang sufi adalah
beriman dan lebih memilih mengelola “perasaan” dari pada harta benda. Maksudnya
seorang sufi lebih mengutamakan untuk menjaga, memperbaiki, dan meningkatkan
kualitas iman dan ketakwaannya kepada Allah SWT daripada mengurusi urusan
duniawi. Bukan berarti ia tidak butuh dengan harta dunia hanya saja tujuannya
adalah hari akhir. Maka dari itu seorang sufi tidak akan takut kehilangan
kebaikan di dunia. Seorang sufi menyerahkan semua kepada Allah, dengan
bersyukur dan ridho atas kehendak Allah.
Menurut Al-Ghazali, cinta kepada Allah
merupakan benih kebahagiaan, dan kebahagiaan adalah tujuan akhir jalan para
sufi sebagai buah pengenalan terhadap Allah SWT. Menurut Jalaluddin Rumi, kebahagiaan tertinggi
dalam perjalanan hidup adalah terletak pada pengetahuan sejati tentang Allah
SWT (Ma’rifatullah).
Metode pendekatan yang ditempuh oleh
seorang sufi nampaknya berat diamalkan
bagi kita yang belum memahami Tasawuf secara keseluruhan. Kalaupun
nampaknya rumit mungkin disebabkan kejernihan berpikir dan keterbukaan jiwa
kita masih belum mampu menerimanya.
Berikut
ialah kiat-kiat yang dapat kita lakukan dalam menggapai suatu kebahagiaan dalam
perspektif Tasawuf:
1. Tidak
menjadikan tolak ukur kebahagiaan pada sesuatu yang bersifat kebendaan atau
materi karena bisa saja benda atau materi suatu hati nanti akan berubah atau
hilang.
2. Ridho
dan ikhlas terhadap kenyataan yang ada atau yang terjadi. Maksudnya jika seseorang
ingin bahagia hendaknya dia harus realistis atau menerima kenyataan.
3. Tidak
resah atau gelisah dan selalu tenang menyikapi kenyataan. Kurang bersyukur
merupakan faktor seseorang itu akan gundah. Semua yang kita punya sejatinya
milik Allah semata dan akan kembali kepada-Nya. Perlu diingat bahwa tugas kita
sebagai manusia adalah menyempurnakan niat dan berusaha selebihnya kita
pasrahkan kepada Allah SWT.
4. Zuhud,
ialah meninggalkan sesutau yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar