Minggu, 10 Desember 2017

HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU JIWA (TRANSPERSONAL PSIKOLOGI)



Nama : Fatimatus Zahroh
Prodi : Perbankan Syari’ah
Kelas : PBS ( B )

HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU JIWA (TRANSPERSONAL PSIKOLOGI)
Dalam kehidupan sehari-hari orang banyak mengaitkan tasawuf dengan unsur kejiwaan yang terdapat dalam diri manusi. Kejiwaan disini adalah jiwa seorang muslim, dimana kajian tasawuf disini tidak dapat lepas dari kajian tentang kejiwaan manusia. Artinya pembahasan tasawuf disini sangat berhubungan erat dengan kejiwaan badan manusia, kenapa demikian? Karena hal tersebut sangat berpengaruh antara perilaku manusia dengan dorongan yang dimunculkan dalam jiwanya, sehingga perbuatan itu dapat terjadi misalnya perbuatan seseorang itu tergolong baik atau tidak. Jika perbuatan atau sikapnya seseorang baik terhadap orang lain maka orang tersebut tergolong orang yang mempunyai akhlak baik, sedangkan apabila orang tersebut berperilaku tidak baik terhadap orang lain maka orang tersebut tergolong orang yang mempunyai akhlak tidak baik. Perlu diketahui bahwasannya akhlak dan sifat seseorang tergantung pada jiwa yang menguasainya, artinya apabila yang berkuasa dalam tubuhnya adalah nafsu-nafsu hewani maka yang tampak dalam perilakunya adalah perilaku hewani sedangkan apabila yang berkuasa nafsu-nafsu insani maka yang akan tampak dalam  perilakunya adalah perilaku insani.
         Kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia sangat penting, maka kita sebagai manusia apabila melakukan sesuatu  harus niat terlebih dahulu agar sesuatu yang telah kita lakukan bernilai positif. Bukan Cuma kejiwaan yang perlu dijaga akan tetapi jasmani harus kita jaga pula, dimana ada rohani pasti ada jasmani kenapa demikian? Karena unsur rohani sangat membutuhkan unsur jasmani dalam melaksanakan kewajibannya beribadah kepada Allah SWT. Seseorang tidak akan mungkin sampai kepada Allah SWT. dengan beramal baik dan sempurna selama jasmaninya tidak sehat makannya dari itu kita sebagai manusia harus menjaga kesehatan jasmani karena kehidupan jasmani yang sehat merupakan jalan pada kehidupan rohani yang baik. Perlu diketahui pula bahwasannya kejiwaan itu sangat erat hubungannya dengan yang namanya mental, dimana mental adalah seluruh yang terdapat dalam jiwa baik itu berupa emosi, sikap ataupun semacamnya. Ya namanya mental pasti ada yang kuat dan adapula yang tidak kuat atau lemah. Mental yang kuat adalah diya yang berani dalam setiap hal selagi hal itu tidak melampui batas keagamaan, biasanya orang yang kuat mentalnya dalah orang tangguh, percaya diri dan tentunya dekat kepada Tuhannya(Allah SWT). Sedangkan orang yang tidak kuat atau lemah mentalnya iyalah diya yang takut atau tidak berani dalam menghadapi suatu hal, biasanya orang yang lemah mentalnya adalah orang yang kurang percaya diri terhadap dirinya serta tidak mau tau dengan apa yang sedang terjadi disekelilingnya. Perlu diketahui bahwasannya terdapat mental yang sehat dan juga terdapat mental yang kurang sehat, dimana orang yang mempunyai mental yang sehat disini adalah orang yang mampu merasakan kebahagiaan dalam hidupnya karena dapat merasakan bahwa dirinya itu berharga, berguna serta dapat menggali potensi yang terdapat dalam dirinya dengan cara membawa kebahagiaan untuk dirinya dan orang lain. Biasanya orang yang sehat mentalnya selalu bersikap rendah diri, tidak sombong, menghargai orang lain dan percaya terhadap dirinya sendiri. Adapun mental yang kurang sehat sangat luas mulai dari yang ringan sampai yang berat, biasanya orang yang kurang sehat mentalnya selalu merasa terganggu akan perasaan, fikiran, kelakuan dan kesehatannya.
        Berbagai penyakit akan timbul pada diri manusia yang tidak tenang hatinya, yaitu hati yang jauh dari Tuhannya, makannya dari itu upaya agar terhindar dari berbagai penyakit yang tidak baik ialah harus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Banyak berdzikir, bersolawat serta berperilaku baik terhadap sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar