Rabu, 29 November 2017

Makalah Penyakit hati dan Obatnya



PEYAKIT HATI DAN OBATNYA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf
Yang diampu oleh Bapak Moch. Cholid Wardi, M.H.I

Disusun Oleh :
KELOMPOK I
Ach. Sofwan Fanani Sayadi
Erico Feri Sandi
Hafid
Khaffaf Badar Ilhami
Moh Anis

 


PROGAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017

 
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang masih sangat sederhana dengan judul “PENYAKIT HATI DAN OBATNYA"
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita, Nabi Muhammad  SAW. Yang mana beliau telah mengangkis kita minadz dzulumati ilan nur dengan tulus ikhlas tanpa mengharap imbalan apapun.
           Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, dan semoga makalah ini bisa menjadi pedoman untuk menjaga dan selalu berhati-hati dalam menjaga hati dari berbagai penyakit yang bisa membuat kita bertambah jauh dari Allah SWT. Amin.
Kami akui makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih sangat minim. Oleh karena itu, kami harapakan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah kedepannya.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala usaha kita.
Pamekasan, 24 September  2017


Penulis,



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I       PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang ..............................................................................
B.    Rumusan Masalah .........................................................................
C.    Tujuan Masalah .............................................................................
BAB II     PEMBAHASAN
A.     Pengertian Penyakit Hati ...............................................................
B.     Macam-macam Penyakit Hati ........................................................
C.     Cara Mengobati Penyakit Hati .......................................................
BAB III   PENUTUP
A.   Kesimpulan ....................................................................................
B.    Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

i
ii
iii

1
1
1

2
3
7

8
8
9




BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
           Setiap manusia mempunyai hati, yang mana harus tetap dijaga agar tidak terserang penyakit. Apabila hati sudah terserang penyakit, maka jiwa seseorang akan merasa tidak nyaman karena hati merupakan sumber utama bagi manusia untuk bertindak. Hati yang sudah terserang penyakit akan membuat seseorang semakin jauh dari Allah SWT.
           Penyakit hati ini sangat penting dibahas, karena dengan adanya pembahasan ini kita bisa mengetahui apa penyakit hati, macam-macamnya dan cara mengobatinya serta bisa berhati-hati untuk menjaga hati agar tetap bersih.
           Hati yang bersih merupakan salah satu syarat masuk surga. Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW. “Orang-orang terhormat umatku tidaklah masuk surga disebabkan banyaknya ibadah solat ataupun puasa, tetapi mereka masuk surga justru dengan sebab hati yang salim (sehat), kedermawanan jiwa, dan karena kasih sayang kepada segenap kaum muslimin.” (Al-Hadis). Oleh karena itu makalah ini lebih memfokuskan pada penyakit hati dan obatnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apa definisi dari penyakit hati?
2.    Apa saja macamnya penyakit hati itu?
3.    Bagaimana cara mengobati penyakit hati?

C.    TUJUAN MASALAH
             1.      Untuk mengetahui Pengertian Penyakit hati
             2.      Untuk mengetahui macam-macam penyakit hati
             3.      Untuk mengetahui cara mengobati penyakit hati



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Penyakit Hati
           Penyakit hati adalah perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia sehingga menyebabkan hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas. Perasaan tidak enak itu mirip seperti sebuah virus yang menyerang komputer, ia muncul karena adanya sesuatu yang tidak beres di dalam hati dan pikiran manusia, tidak peduli laki-perempuan, tua-muda, besar-kecil, maupun kaya-miskin.[1]
           Jika hati dan fikiran manusia itu telah diserang oleh virus yang dapat membahayakan iman dan islam manusia tersebut, maka sulit bagi manusia untuk mengembalikannya, apalagi untuk menghilangkannya. Sebab, sekali ia telah menempel di dalam hati dan fikiran manusia, semakin sulit bagi mausia untuk menghalau proses penyebarannya.[2]
           Menurut para muallaf, orang-orang yang hatinya sedang sakit itu biasanya sering mengalami kesulitan untuk mengendalikan emosinya. Sebab, emosi orang yang sedang sakit itu sangat tidak stabil. Karena itu ia gampang sekali goyah. Hal itu terjadi karena orang yang hatinya sedang sakit itu sering mengalami kesulitan dalam melihat hakikat dan suatu persoalan atau situasi yang sedang terjadi di hadapannya. Akibatnya, ia gampang sekali terpancing emosi, dan terkadang larut dalam situasi yang sedang terjadi.[3]
           Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit hati adalah suatu penyakit yang menimbulkan perasaan tidak enak dalam jiwa seseorang yang disebabkan oleh virus (bisikan setan dan hawa nafsu) sehingga menyebabkan hati menjadi keras bahkan mati. Orang yang terkena penyakit hati ini biasanya tidak bisa dinasehati dan menganggap semua perbuatannya paling benar. 

B.       Macam-macam Penyakit Hati
1.      Syirik
Syirik secara bahasa adalah menyamakan dua hal, sedangkan menurut,istilah, terdiri atas defenisi umum dan defenisi khusus. Defenisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah SWT dalam hal-hal yang secara khusus dimiliki Allah SWT. Ada tiga macam syirik berdasarkan defenisi umum, yaitu : (1) Asy-Syirk fi Ar-Rububiyah, menyamakan Allah SWT. dengan makhluk-Nya mengenai sesuatu berkaitan dengan pemeliharaan alam; (2) Asy-Syirk fi Al-Asma’ wa Ash-Shifat, yaitu menyamakan Allah SWT dengan makhluk-Nya mengenai nama dan sifat. (3) Asy-Syirk fi Uluhiyyah, yaitu menyamakan Allah SWT dengan makhluk-Nya mengenai ketuhanan. Adapun definisi syirik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT dan memperlakukannya seperti Allah SWT.[4]
Syirik ada dua macam; yaitu syirik akbar (syirik besar) dan syirik ashgar (syirik kecil). Syirik akbar adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT. Lalu menyembahnya. Pelakunya keluar dari islam dan segala amal baiknya terhapus. Jika mati dalam keadaan seperti itu, ia akan abadi dalam neraka jahannam. Siksanya tidak akan diringankan sedikit pun. Adapun syirik ashgar adalah setiap perbuatan yang menjadi perantara menuju syirik akbar, atau atau perbuatan yang dicap syirik oleh nash, tetapi tidak sampai mencapai derajat syirik akbar.[5]
Syirik merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya, sebab syirik pada hakikatnya adalah menempatkan kepercayaan yang salah dalam hati yang diciptakan Allah SWT sebagai tempat yang tepat bagi keyakinan atau keimanan yang benar.[6] Syirik dilarang oleh Allah SWT, seperti dalam firmannya dalam Q.S. Al-Kafh ayat 110 :
... فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ اَحَدًا ﴿الكهف : 110﴾
Artinya:
“… barang siapa mengharap pertemuan dengan tuhannya maka hendakklah dia mengerjakan kebijakan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatupun dalam deribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. Al-Kahf [18] : 110).
2.      Sombong
          Sombong adalah sifat, prilaku yang merasa diri lebih baik dari orang lain. Kesombongan adalah warisan dari iblis yang menolak mengikuti perintah Allah SWT untuk bersujud (hormat) kepada Nabi karena merasa lebih baik dan lebih mulia dari Adam.[7]
Kesombongan merupakan perasaan yang cenderung memandang orang lain lebih hina dan lebih rendah dari kita. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :
الكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya :
“Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia .” [8]
Dalam sabda Nabi tersebut menjelaskan bahwa sombong itu adalah menolak kebenaran karena menganggap dirinya paling benar dan meremehkan orang lain karena merasa dirinyalah yang paling perkasa.
   Sifat sombong ataupun kesombongan hanyalah pantas dimiliki Allah SWT tidak boleh dimiliki oleh manusia, karena hanya Allah SWT yang berkuasa dan memiliki semua alam semista ini beserta isinya termasuk manusia.
     Sombong merupakan penyakit hati yang sangat buruk. Nabi SAW. bersabda : “Siapa yang didalam lubuk hatinya terdapat satu dzarrah saja dari kesombongan (Al-kibr), Allah SWT mengharamkan baginya masuk surga.[9]
3.      Riya’
     Kata Riya’ diambil dari kata dasar Ar-Ru’yah, yang artinya memancing perhatian orang lain agar dinilai sebagai orang baik. Riya’ merupakan salah satu penyakit hati yang harus dihindari dan dibuang jauh-jauh dalam jiwa kaum muslimin, karena riya’ dapat menggugurkan amal ibadah. Riya’ adalah memperlihatkan diri kepada orang lain. Maksudnya beramal bukan karena Allah SWT tetapi karena manusia. Oleh karena itu orang riya’ itu melakukan ibadah pada saat ada orang lain melihatnya.[10]
Riya’ juga termasuk pada syirik, akan tetapi tidak sampai mengeluarkan pelakunya, karena termasuk pada syirik ashghar (syirik kecil), tetapi termasuk pada kedzaliman, yaitu dzalim kepada Allah SWT. Dengan demikian riya’ harus dihindari. Allah SWT melarang makhluq-Nya bersifat riya’, seperti dalam firmannya :
وَلاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَّرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِۗوَاللهُ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ ﴿الأنفال : 47﴾
Artinya :
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamanya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya’) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah SWT. Allah SWT meliputi segala apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Anfal [8] : 47).

4.      Ujub
Ujub adalah sikap berbangga diri.[11] Ujub juga termasuk sifat buruk, hati yang ujub mula-mula muncul dalam bentuk kekaguman pada diri sendiri. Jika sudah begitu, semua selain dirinya seolah harus tunduk kepadanya.
Ujub merupakan sifat yang melekat dalam diri seseorang karena merasa dirinyalah yang paling sempurna diantara makhluk yang lain, contohnya: berbangga diri karena mendapat juara kelas berkat usahanya sendiri. Tidak merasa bahwa yang memberikan semua itu adalah Allah SWT.
5.      Dengki
Dengki dalam bahasa arab disebut dengan hasad, yaitu perasaan yang timbul dalam diri seseorang setelah setelah memandang sesuatu yang tidak dimiliki olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian dia menyebarkan berita bahwa yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak sewajarnya.[12]
Penyakit dengki ini umumnya muncul akibat seseorang tidak mampu memperoleh sesuatu (jabatan, kedudukan, pangkat, dan sebagainya) yang diperebutkan dalam kehidupan. Lalu hatinya dongkol, geram, dan ingin berbuat sesuatu yang mengakibatkan binasanya orang tersebut.[13]
Dari pengertian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa penyakit dengki itu adalah suatu penyakit hati yang tidak bisa menerima jika nikmat Allah SWT diberikan pada orang lain dan menginginkan nikmat tersebut hilang dari orang tersebut dan berindah padanya.
Rasulullah SAW. Bersabda :
اِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الحَطَبَ (رواه ابو داود)
Artinya :
“Jauhilah sifat dengki karena dengki itu melalap kebaikan sebagaimana api memakan kayu.” (H.R. Abu Dawud).
وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَتَدَابَرُوْا وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا (رواه مسلم)
Artinya :
“janganlah kamu saling mendengki, saling membenci, dan saling merugikan. Jadilah kamu hamba-hamba Allah SWT yang bersaudara.” (H.R. Muslim).[14]

C. Cara Mengobati Penyakit Hati
1.      Mengekang atau mengembalikan hawa nafsu diri sendiri. Hawa nafsu selalu mengajak kepada kejahatan dan kemaksiatan. Al Nafs al Ammarah. Nafsu jenis ini disebutkan dalam surat yusuf ayat 53: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan). Karena sesungguhnya nafs itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali yg diberi rahmat oleh tuhanku yang maha pengasih dan maha penyayang.”[15]
2.      Waspada dan berlindung kepada Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk. syetan adalah makhluk Allah SWT yang berusaha agar segenap anak cucu adam berada dalam kesesatan dan durhaka kepada Allah SWT. Untuk itu, kita di anjurkan untuk berlindung kepada Allah SWT untuk terhindar dari bujuk rayu syetan sehingga kita menang dengan rayuan syetan tersebut.[16]
3.      Beristiqomah dalam taat kepada Allah SWT, melalui serangkain ibadah, dzikir (tahlil; kalimat lailahaillahu, tasbih; kalimat subhanallah, tahmid; kalimat Alhamdulillah, takbir; kalimat Allahu akbar, hauqalah; kalimat laa haula wala quwwata illa billah, dan al kalimat al thayyibah lainnya), shalat (wajib dan sunnat), puasa (wajib dan sunnat), dan memperbanyak shalawat kepada nabi Muhammad saw.[17]
           Dengan memperbanyak dan membiasakan hal diatas maka iman seorang akan kokoh dan mantab serta dapat membendung godaan syetan dan kehendak nafsu yang tidak terkendali sehingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit hati yang disebut diatas. 


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Penyakit hati adalah perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia sehingga menyebabkan hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas tidak peduli laki-perempuan, tua-muda, besar-kecil, maupun kaya-miskin.
Macam-macam penyakit hati diantaranya adalah Syirik, sombong, riya’, ujub dan dengki. Yang mana semua penyakit tersebut bisa membuat kita semua jauh dari Allah SWT. Maka dari itu kita harus menjaga hati kita agar selalu sehat dan tidak terserang penyakit tersebut.
Cara mengubati penyakit hati yaitu dengan Mengekang atau mengembalikan hawa nafsu diri sendiri, waspada dan berlindung kepada Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk, dan beristiqomah dalam taat kepada Allah SWT, melalui serangkain ibadah seperti berdzikir, sholat, puasa, dan memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
B.     SARAN
Bertakwalah kepada Allah SWT dan tingkatkan keyakinan dan keimanan kita kepada-Nya agar selamat dari berbagai penyakit-penyakit terlebih penyakit hati. Karena penyakit hati itu dampaknya akan menjauhkan diri dari Allah SWT.


DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Barozi, Ahmad dan Abu Azka Fathin Mazayasya. Penyakit Hati dan Penyembuhannya. Yogyakarta: Darul Hikmah, 2008.
Nawawi, Muhammad. Nashoihul ibad. Surabaya: Nurul Huda, t.t.
Nawawi, Rif’at Syauqi. Kepribadian Qur’ani. Jakarta: Amza, 2014.
Sholichin, Mohammad Muchlis. Akhlak & Tasawuf dalam Wacana Kontemporer Upaya Sang Sufi Menuju Allah. Surabaya: Pena Salsabila, 2014.


[1] Ahmad Barozi dan Abu Azka Fathin Mazayasya, Penyakit Hati dan Penyembuhannya, (Yogyakarta: Darul Hikmah, 2008), hlm. 19.
[2] Ibid.
[3] Ibid. hlm. 21.
[4] Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hlm. 122.
[5] Ibid. hlm. 123
[6] Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 201.
[7] Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak & Tasawuf dalam Wacana Kontemporer Upaya Sang Sufi Menuju Allah, (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), hlm. 92.
[8] Muhammad Nawawi, Nashoihul ibad, (Surabaya: Nurul Huda, t.t.), hlm. 56.
[9] Nawawi, Kepribadian Qur’ani, hlm. 203.
[10] Anwar, Akhlak Tasawuf, hlm. 137.
[11] Mazayasya, Penyakit Hati, hlm. 162.
[12] Anwar, Akhlak Tasawuf, hlm. 132.
[13] Nawawi, Kepribadian Qur’ani, hlm. 203.
[14] Anwar, Akhlak Tasawuf, hlm. 133.
[15] Solichin, Akhlak & Tasawuf, hlm. 114.
[16] Ibid. hlm. 115.
[17] Ibid. hlm. 116.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar