PEYAKIT HATI DAN
OBATNYA
MAKALAH
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf
Yang
diampu oleh Bapak Moch. Cholid Wardi,
M.H.I
Disusun
Oleh :
KELOMPOK I
Ach. Sofwan Fanani Sayadi
Erico Feri Sandi
Hafid
Khaffaf Badar Ilhami
Moh Anis
PROGAM
STUDI PERBANKAN SYARI’AH
JURUSAN
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
masih sangat sederhana dengan judul “PENYAKIT HATI DAN OBATNYA"
Sholawat beserta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW. Yang mana beliau telah mengangkis kita minadz
dzulumati ilan nur dengan tulus ikhlas tanpa mengharap imbalan apapun.
Kami berharap semoga
makalah ini bisa membantu, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, dan semoga makalah ini bisa menjadi pedoman untuk menjaga dan selalu
berhati-hati dalam menjaga hati dari berbagai penyakit yang bisa membuat kita
bertambah jauh dari Allah SWT. Amin.
Kami akui makalah ini
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih sangat minim.
Oleh karena itu, kami harapakan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah kedepannya.
Kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir, semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala usaha kita.
Pamekasan, 24 September 2017
Penulis,
DAFTAR ISI
|
|
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
..............................................................................
B. Rumusan
Masalah .........................................................................
C. Tujuan
Masalah
.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Hati ...............................................................
B. Macam-macam Penyakit Hati
........................................................
C. Cara Mengobati Penyakit Hati
.......................................................
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
....................................................................................
B. Saran
..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
|
i
ii
iii
1
1
1
2
3
7
8
8
9
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia
mempunyai hati, yang mana harus tetap dijaga agar tidak terserang penyakit. Apabila
hati sudah terserang penyakit, maka jiwa seseorang akan merasa tidak nyaman
karena hati merupakan sumber utama bagi manusia untuk bertindak. Hati yang
sudah terserang penyakit akan membuat seseorang semakin jauh dari Allah SWT.
Penyakit hati
ini sangat penting dibahas, karena dengan adanya pembahasan ini kita bisa
mengetahui apa penyakit hati, macam-macamnya dan cara mengobatinya serta bisa
berhati-hati untuk menjaga hati agar tetap bersih.
Hati yang bersih merupakan salah satu syarat masuk surga. Sesuai dengan
hadits Rasulullah SAW. “Orang-orang terhormat umatku tidaklah masuk surga
disebabkan banyaknya ibadah solat ataupun puasa, tetapi mereka masuk surga
justru dengan sebab hati yang salim (sehat), kedermawanan jiwa, dan karena
kasih sayang kepada segenap kaum muslimin.” (Al-Hadis). Oleh karena itu
makalah ini lebih memfokuskan pada penyakit hati dan obatnya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
definisi dari penyakit hati?
2. Apa
saja macamnya penyakit hati itu?
3.
Bagaimana cara mengobati
penyakit hati?
C.
TUJUAN MASALAH
1.
Untuk mengetahui Pengertian Penyakit hati
2.
Untuk mengetahui macam-macam penyakit hati
3.
Untuk mengetahui cara
mengobati
penyakit hati
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit
Hati
Penyakit hati adalah perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia
sehingga menyebabkan hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas.
Perasaan tidak enak itu mirip seperti sebuah virus yang menyerang komputer, ia
muncul karena adanya sesuatu yang tidak beres di dalam hati dan pikiran
manusia, tidak peduli laki-perempuan, tua-muda, besar-kecil, maupun
kaya-miskin.[1]
Jika
hati dan fikiran manusia itu telah diserang oleh virus yang dapat membahayakan
iman dan islam manusia tersebut, maka sulit bagi manusia untuk
mengembalikannya, apalagi untuk menghilangkannya. Sebab, sekali ia telah
menempel di dalam hati dan fikiran manusia, semakin sulit bagi mausia untuk
menghalau proses penyebarannya.[2]
Menurut
para muallaf, orang-orang yang hatinya sedang sakit itu biasanya sering
mengalami kesulitan untuk mengendalikan emosinya. Sebab, emosi orang yang
sedang sakit itu sangat tidak stabil. Karena itu ia gampang sekali goyah. Hal
itu terjadi karena orang yang hatinya sedang sakit itu sering mengalami
kesulitan dalam melihat hakikat dan suatu persoalan atau situasi yang sedang
terjadi di hadapannya. Akibatnya, ia gampang sekali terpancing emosi, dan
terkadang larut dalam situasi yang sedang terjadi.[3]
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit hati adalah suatu penyakit
yang menimbulkan perasaan tidak enak dalam jiwa seseorang yang disebabkan oleh
virus (bisikan setan dan hawa nafsu) sehingga menyebabkan hati menjadi keras
bahkan mati. Orang yang terkena penyakit hati ini biasanya tidak bisa
dinasehati dan menganggap semua perbuatannya paling benar.
B. Macam-macam
Penyakit Hati
1. Syirik
Syirik secara
bahasa adalah menyamakan dua hal, sedangkan menurut,istilah, terdiri atas
defenisi umum dan defenisi khusus. Defenisi umum adalah menyamakan sesuatu
dengan Allah SWT dalam hal-hal yang secara khusus dimiliki Allah SWT. Ada tiga
macam syirik berdasarkan defenisi umum, yaitu : (1) Asy-Syirk fi
Ar-Rububiyah, menyamakan Allah SWT. dengan makhluk-Nya mengenai sesuatu
berkaitan dengan pemeliharaan alam; (2) Asy-Syirk fi Al-Asma’ wa Ash-Shifat,
yaitu menyamakan Allah SWT dengan makhluk-Nya mengenai nama dan sifat. (3) Asy-Syirk
fi Uluhiyyah, yaitu menyamakan Allah SWT dengan makhluk-Nya mengenai
ketuhanan. Adapun definisi syirik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain
Allah SWT dan memperlakukannya seperti Allah SWT.[4]
Syirik ada dua macam; yaitu syirik akbar (syirik besar) dan syirik
ashgar (syirik kecil). Syirik akbar adalah menjadikan sekutu
selain Allah SWT. Lalu menyembahnya. Pelakunya keluar dari islam dan segala
amal baiknya terhapus. Jika mati dalam keadaan seperti itu, ia akan abadi dalam
neraka jahannam. Siksanya tidak akan diringankan sedikit pun. Adapun syirik
ashgar adalah setiap perbuatan yang menjadi perantara menuju syirik
akbar, atau atau perbuatan yang dicap syirik oleh nash, tetapi tidak
sampai mencapai derajat syirik akbar.[5]
Syirik merupakan penyakit
hati yang sangat berbahaya, sebab syirik pada hakikatnya adalah
menempatkan kepercayaan yang salah dalam hati yang diciptakan Allah SWT sebagai
tempat yang tepat bagi keyakinan atau keimanan yang benar.[6] Syirik dilarang oleh Allah SWT, seperti
dalam firmannya dalam Q.S. Al-Kafh ayat 110 :
... فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا
صَالِحًا وَّلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ اَحَدًا ﴿الكهف : 110﴾
Artinya:
“… barang siapa mengharap pertemuan dengan
tuhannya maka hendakklah dia mengerjakan kebijakan dan janganlah dia mempersekutukan
dengan sesuatupun dalam deribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. Al-Kahf [18] : 110).
2.
Sombong
Sombong adalah sifat, prilaku yang merasa diri lebih baik
dari orang lain. Kesombongan adalah warisan dari iblis yang menolak mengikuti
perintah Allah SWT untuk bersujud (hormat) kepada Nabi karena merasa lebih baik
dan lebih mulia dari Adam.[7]
Kesombongan merupakan perasaan yang cenderung memandang orang lain lebih
hina dan lebih rendah dari kita. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :
الكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya :
“Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia .” [8]
Dalam sabda
Nabi tersebut menjelaskan bahwa sombong itu adalah menolak kebenaran karena
menganggap dirinya paling benar dan meremehkan orang lain karena merasa
dirinyalah yang paling perkasa.
Sifat
sombong ataupun kesombongan hanyalah pantas dimiliki Allah SWT tidak boleh
dimiliki oleh manusia, karena hanya Allah SWT yang berkuasa dan memiliki semua
alam semista ini beserta isinya termasuk manusia.
Sombong
merupakan penyakit hati yang sangat buruk. Nabi SAW. bersabda : “Siapa yang
didalam lubuk hatinya terdapat satu dzarrah saja dari kesombongan (Al-kibr),
Allah SWT mengharamkan baginya masuk surga.”[9]
3.
Riya’
Kata Riya’ diambil dari kata dasar Ar-Ru’yah, yang
artinya memancing perhatian orang lain agar dinilai sebagai orang baik. Riya’
merupakan salah satu penyakit hati yang harus dihindari dan dibuang jauh-jauh
dalam jiwa kaum muslimin, karena riya’ dapat menggugurkan amal ibadah. Riya’
adalah memperlihatkan diri kepada orang lain. Maksudnya beramal bukan karena
Allah SWT tetapi karena manusia. Oleh karena itu orang riya’ itu melakukan
ibadah pada saat ada orang lain melihatnya.[10]
Riya’ juga termasuk pada syirik, akan tetapi tidak sampai mengeluarkan
pelakunya, karena termasuk pada syirik ashghar (syirik kecil),
tetapi termasuk pada kedzaliman, yaitu dzalim kepada Allah SWT. Dengan demikian
riya’ harus dihindari. Allah SWT melarang makhluq-Nya bersifat riya’,
seperti dalam firmannya :
وَلاَ
تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَّرِئَاءَ النَّاسِ
وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِۗوَاللهُ
بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ ﴿الأنفال : 47﴾
Artinya
:
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung
halamanya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya’) serta
menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah SWT. Allah SWT meliputi segala apa
yang mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Anfal [8] : 47).
4.
Ujub
Ujub
adalah sikap berbangga diri.[11]
Ujub juga termasuk sifat buruk, hati yang ujub mula-mula muncul dalam bentuk
kekaguman pada diri sendiri. Jika sudah begitu, semua selain dirinya seolah
harus tunduk kepadanya.
Ujub
merupakan sifat yang melekat dalam diri seseorang karena merasa dirinyalah yang
paling sempurna diantara makhluk yang lain, contohnya: berbangga diri karena
mendapat juara kelas berkat usahanya sendiri. Tidak merasa bahwa yang
memberikan semua itu adalah Allah SWT.
5.
Dengki
Dengki dalam bahasa arab disebut dengan hasad, yaitu perasaan
yang timbul dalam diri seseorang setelah setelah memandang sesuatu yang tidak
dimiliki olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian dia menyebarkan
berita bahwa yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak sewajarnya.[12]
Penyakit dengki ini umumnya muncul akibat seseorang tidak mampu
memperoleh sesuatu (jabatan, kedudukan, pangkat, dan sebagainya) yang
diperebutkan dalam kehidupan. Lalu hatinya dongkol, geram, dan ingin berbuat
sesuatu yang mengakibatkan binasanya orang tersebut.[13]
Dari pengertian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa penyakit
dengki itu adalah suatu penyakit hati yang tidak bisa menerima jika nikmat
Allah SWT diberikan pada orang lain dan menginginkan nikmat tersebut hilang
dari orang tersebut dan berindah padanya.
Rasulullah SAW. Bersabda :
اِيَّاكُمْ
وَالْحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ
الحَطَبَ (رواه ابو داود)
Artinya :
“Jauhilah sifat dengki karena dengki itu melalap kebaikan
sebagaimana api memakan kayu.” (H.R. Abu Dawud).
وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَتَدَابَرُوْا وَكُوْنُوا
عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا (رواه مسلم)
Artinya :
“janganlah kamu saling mendengki, saling membenci, dan
saling merugikan. Jadilah kamu hamba-hamba Allah SWT yang bersaudara.” (H.R.
Muslim).[14]
C. Cara Mengobati Penyakit Hati
1. Mengekang atau mengembalikan hawa nafsu diri
sendiri. Hawa nafsu selalu mengajak kepada kejahatan dan
kemaksiatan. Al Nafs al Ammarah. Nafsu jenis ini disebutkan dalam surat
yusuf ayat 53: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan). Karena
sesungguhnya nafs itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali yg
diberi rahmat oleh tuhanku yang maha pengasih dan maha penyayang.”[15]
2. Waspada dan berlindung kepada Allah SWT dari
godaan syetan yang terkutuk. syetan adalah makhluk Allah SWT yang berusaha agar
segenap anak cucu adam berada dalam kesesatan dan durhaka kepada Allah SWT. Untuk
itu, kita di anjurkan untuk berlindung kepada Allah SWT untuk terhindar dari
bujuk rayu syetan sehingga kita menang dengan rayuan syetan tersebut.[16]
3. Beristiqomah dalam taat kepada Allah SWT,
melalui serangkain ibadah, dzikir (tahlil; kalimat lailahaillahu, tasbih;
kalimat subhanallah, tahmid; kalimat Alhamdulillah, takbir; kalimat Allahu
akbar, hauqalah; kalimat laa haula wala quwwata illa billah, dan al kalimat al
thayyibah lainnya), shalat (wajib dan sunnat), puasa (wajib dan sunnat),
dan memperbanyak shalawat kepada nabi Muhammad saw.[17]
Dengan memperbanyak dan membiasakan hal diatas maka iman seorang
akan kokoh dan mantab serta dapat membendung godaan syetan dan kehendak nafsu
yang tidak terkendali sehingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit hati yang
disebut diatas.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penyakit
hati adalah perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia sehingga
menyebabkan hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas tidak
peduli laki-perempuan, tua-muda, besar-kecil, maupun kaya-miskin.
Macam-macam
penyakit hati diantaranya adalah Syirik, sombong, riya’, ujub dan
dengki. Yang mana semua penyakit tersebut bisa membuat kita semua jauh dari
Allah SWT. Maka dari itu kita harus menjaga hati kita agar selalu sehat dan
tidak terserang penyakit tersebut.
Cara
mengubati penyakit hati yaitu dengan Mengekang atau mengembalikan hawa nafsu diri sendiri, waspada dan
berlindung kepada Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk, dan beristiqomah dalam taat kepada Allah SWT, melalui serangkain ibadah seperti berdzikir, sholat, puasa, dan memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad
SAW.
B.
SARAN
Bertakwalah kepada Allah SWT dan
tingkatkan keyakinan dan keimanan kita kepada-Nya agar selamat dari berbagai
penyakit-penyakit terlebih penyakit hati. Karena penyakit hati itu dampaknya
akan menjauhkan diri dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia,
2010.
Barozi, Ahmad
dan Abu Azka Fathin Mazayasya. Penyakit Hati dan Penyembuhannya. Yogyakarta:
Darul Hikmah, 2008.
Nawawi, Muhammad.
Nashoihul ibad. Surabaya: Nurul Huda, t.t.
Nawawi, Rif’at Syauqi. Kepribadian Qur’ani. Jakarta: Amza,
2014.
Sholichin,
Mohammad Muchlis. Akhlak & Tasawuf dalam Wacana Kontemporer Upaya Sang Sufi Menuju Allah.
Surabaya: Pena Salsabila, 2014.
[1] Ahmad Barozi dan Abu Azka Fathin Mazayasya, Penyakit Hati dan
Penyembuhannya, (Yogyakarta: Darul Hikmah, 2008), hlm. 19.
[2] Ibid.
[3] Ibid. hlm. 21.
[4] Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2010), hlm. 122.
[5] Ibid. hlm. 123
[6] Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Jakarta: Amzah,
2014), hlm. 201.
[7] Mohammad Muchlis
Solichin, Akhlak & Tasawuf dalam Wacana Kontemporer Upaya Sang Sufi
Menuju Allah, (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), hlm. 92.
[10] Anwar, Akhlak Tasawuf, hlm. 137.
[11] Mazayasya, Penyakit Hati, hlm. 162.
[12] Anwar, Akhlak Tasawuf, hlm. 132.
[14] Anwar, Akhlak Tasawuf, hlm. 133.
[15] Solichin, Akhlak & Tasawuf, hlm. 114.
[16] Ibid. hlm. 115.
[17] Ibid. hlm. 116.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar